Sunday, August 21, 2011

MERAH dalam PUTIH nan suci

Tak terasa sudah 4 kali saya merasakan Ramadhan di Maumere ini. Salah satu kota di timur indonesia yang sedikit banyak telah mengajari saya, bagaimana kehidupan jauh dari keluarga. Meskipun mayoritas penduduk Maumere adalah non muslim, tetapi bulan Ramadhan di sini berjalan seperti layaknya bulan Ramadhan di kota-kota di pulau jawa pada umumnya. Mereka, penduduk non muslim, tetap menjaga dan menghormati para penduduk muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Mereka semua hidup berdampingan satu sama lain.

Ramadhan kali ini tidak terlalu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami umat muslim di sini melaksanakan sahur, ibadah puasa, dan sholat tarawih seperti biasa. Yang membedakan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah Ramadhan kali ini bertepatan dengan bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gegap gempita terdengar dari seluruh penjuru kota. Bendera merah putih berkibar dengan kokohnya. Semangat perjuangan kembali dikobarkan melalui berbagai kegiatan, antara lain upacara bendera, lomba baris berbaris, karnaval, sampai perlombaan-perlombaan yang diikuti oleh seluruh masyarakat Maumere pada umumnya.

Bagi saya sendiri, Ramadhan kali ini sedikit terasa lebih greget. Kenapa? Karena terdapat dua hal yang tampak berbeda dan dilakukan di waktu yang sama untuk menuju satu tujuan yang sama, yaitu kemenangan. Merdeka, baik secara fisik dan bathin. Merdeka surgawi dan duniawi. Ya entahlah. Kalau berbicara masalah surgawi, saya memang belum termasuk dalam kelasnya. Tetapi pada intinya untuk mencapai kemerdekaan, kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Introspeksi terhadap diri untuk lebih disiplin, dewasa, dan konsisten. 3 hal yang menurut saya sangat diperlukan untuk menjadi orang bijaksana yang bertanggung jawab, yang patut menjadi teladan untuk orang yang ada di sekitarnya.

Sunday, August 14, 2011

GEMULAI TEGAS TUJUHBELASAN

Derap langkah seirama terdengar di siang yang terik itu. Bunyi peluit bersahutan diiringi aba-aba para pemimpin barisan menambah riuh suasana. Warna merah dan putih mendominasi.

Yup, Agustus. Bulan kemerdekaan Indonesia telah tiba. Gema merdeka berkumandang dari segala penjuru pulau negara kepulauan, Indonesia. Besar kecil, tua muda, semua ikut serta merayakannya. Begitu juga di sini, Maumere. Salah satu kebupaten di Nusa Tenggara Timur, di sisi timur Indonesia.

Banyak acara dihelat di kota ini. Antara lain lomba baris berbaris yang diikuti oleh seluruh kelompok masyarakat di Maumere. Mulai dari instansi, sekolah, yayasan, sampai kelompok masyarakat lainnya. Dalam perlombaan ini para peserta dituntut untuk kompak, tegas, dan selaras. Rute telah ditentukan oleh panitia.

Tak henti-hentinya sorak sorai penonton, teriakan penyemangat, riuh tepuk tangan, bahkan gurauan ringan antar penonton ikut meramaikan acara tersebut. Dan pada saat acara berlangsung, perhatian kami tertuju ke salah satu peserta yang ikut dalam perlombaan itu. Derap langkah ‘gagah-jelita’ dan aba-aba ‘tegas-gemulai’ mengundang tawa riuh penonton. Mereka adalah kelompok barisan PERWAKAS (Persatuan Waria Kabupaten Sikka, pen). Tak mau kalah dengan kelompok barisan peserta lain, dengan dandanan hits mulai dari make up, accesoris, tatanan rambut, sampai dengan busana merah putih yang selaras menunjukkan kekompakan barisan mereka. Keseriusan tampak di wajah mereka. Yang menandakan bahwa mereka bukan hanya sekedar peserta penggembira yang asal-asalan di suatu acara seperti yang sering kita jumpai pada umumnya.

Terlepas mengenai masalah transgender dan segala macam tetek bengeknya, hal ini membuat saya sempat berpikir, mereka yang mungkin hanya “komunitas kecil” di masyarakat saja berani menunjukkan keseriusan dan komitmen terhadap kecintaan mereka akan NKRI (ya walaupun cuma sekedar baris berbaris). Lalu apa kabar dengan “para penguasa” yang selama ini terkesan hanya sibuk dengan tingkah dan kepentingan mereka belaka? Semoga mereka tidak kalah dengan para “kominutas kecil” ini. Semoga mereka serius dan berani berkomitmen di depan mata Sang Garuda dalam mempertanggungjawabkan amanat rakyat yang mereka emban.